Merger Sekolah Jadi Solusi Banyuwangi Hadapi Penurunan Jumlah Siswa

$rows[judul]

Banyuwangi - Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi terus melakukan langkah efisiensi dalam pengelolaan sekolah dasar. Selama beberapa tahun terakhir, sekitar 20 SD di berbagai kecamatan telah digabung (dimerger) karena jumlah murid yang terus menurun.

Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, menyebutkan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari upaya pemerataan mutu pendidikan sekaligus efisiensi layanan. Menurutnya, banyak sekolah di daerah tertentu mengalami penurunan jumlah siswa secara signifikan, bahkan dalam beberapa kasus hanya memiliki belasan peserta didik.

“Sudah mendekati 20 SD yang kita merger. Pertimbangannya karena jumlah siswanya makin sedikit dan agar pelayanan pendidikan tetap efisien,” katanya.


Baca Juga : Bumi adalah Guru: Membangun Koneksi Spiritual dengan Alam Semesta

Langkah merger dilakukan dengan cara menggabungkan sekolah yang kekurangan siswa ke sekolah terdekat. Selain efisiensi, kebijakan ini juga dinilai bisa meningkatkan pemerataan mutu guru dan fasilitas pendidikan di wilayah pedesaan.

“Tahun ini ada dua sekolah lagi yang sedang dalam proses verifikasi di Sekretariat Daerah. Jika disetujui, keduanya akan digabung dengan sekolah terdekat,” tambah Suratno.

Selain persoalan jumlah siswa, keterbatasan tenaga pendidik juga menjadi alasan lain. Menurut Suratno, tidak mudah untuk memenuhi kebutuhan kepala sekolah dan guru di semua SD yang tersebar di Banyuwangi.

“Sekarang menjadi kepala sekolah itu perlu proses panjang dan seleksi ketat. Sementara jumlah sekolahnya banyak, sehingga sulit jika setiap sekolah harus memiliki kepala sendiri,” jelasnya.

Meski demikian, Suratno menegaskan bahwa kebijakan merger tidak diterapkan secara seragam di semua wilayah. Sekolah-sekolah yang berada di daerah terpencil tetap dipertahankan agar anak-anak di kawasan itu tidak kehilangan akses pendidikan.

“Kita tetap menyesuaikan kondisi di lapangan. Prinsipnya, tidak boleh ada anak yang kehilangan hak untuk belajar hanya karena faktor geografis,” tegasnya.

Kebijakan penggabungan sekolah ini diharapkan dapat menjaga keberlangsungan layanan pendidikan dasar di Banyuwangi agar tetap berjalan optimal di tengah tantangan demografis dan keterbatasan sumber daya. (*)