Normalisasi Saluran BBU 10 Bangorejo, Upaya Atasi Krisis Air Irigasi Musim Kemarau

$rows[judul]

Banyuwangi – Menghadapi musim kemarau yang semakin dekat, Koordinator Sumber Daya Air (Korsda) Bangorejo bersama anggota Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) melaksanakan program "Gontor Walet."

Program ini berupa pembersihan sedimen di sepanjang saluran BBU 10, tepatnya di Dusun Sere, Desa/Kecamatan Bangorejo. Upaya normalisasi ini bertujuan meningkatkan kapasitas saluran air guna memenuhi kebutuhan irigasi di area pertanian sekitar.

Koordinator Korsda Bangorejo, Yadi, menjelaskan bahwa pembersihan ini dilakukan sepanjang 200 meter. "Sedimen lumpur yang menumpuk selama bertahun-tahun telah menghambat aliran air, sehingga menyebabkan berkurangnya pasokan air bagi petani saat musim kemarau," ungkap Yadi. 


Baca Juga : Komisi II DPRD Banyuwangi Usulkan RPU dan RPH di Setiap Kecamatan

Menurutnya, lumpur yang terakumulasi di saluran tersebut sangat mengganggu kapasitas irigasi, yang pada akhirnya berdampak buruk pada lahan pertanian.

Akibat sedimentasi yang terus bertambah, aliran air yang melewati saluran BBU 10 sering terhambat. Kondisi ini memicu kesulitan besar bagi para petani di wilayah Bangorejo. 

Mereka kerap mengeluhkan ketidakstabilan pasokan air, terutama selama bulan-bulan yang panas dan kering. Yadi menegaskan, "Pembersihan ini sangat penting agar saluran kembali berfungsi optimal, dan petani bisa mendapatkan air yang cukup untuk sawah mereka."

Program "Gontor Walet" tak hanya ditujukan untuk membersihkan saluran air, tetapi juga berfungsi sebagai langkah preventif untuk mencegah sedimentasi di masa depan. 

Harapannya, aliran air menjadi lebih lancar dan stabil, terutama saat musim kemarau tiba. Langkah ini dipandang sebagai investasi jangka panjang bagi keberlanjutan irigasi di Bangorejo.

Kerja sama antara anggota HIPPA dan tim Korsda Bangorejo sangat krusial dalam pelaksanaan program ini. Sinergi tersebut diharapkan mampu menjaga saluran agar tetap dalam kondisi terbaik, sehingga air dapat terdistribusi dengan baik ke seluruh lahan pertanian. 

"Program ini berdampak langsung pada petani, dan mereka sangat mengapresiasi upaya ini," tambah Yadi.

Dengan pembersihan yang dilaksanakan, kebutuhan air bagi pertanian diharapkan dapat terjamin, terutama saat musim tanam yang penuh tantangan. Korsda Bangorejo berharap program "Gontor Walet" dapat terus memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat. 

"Semoga langkah ini mendukung ketahanan air irigasi dan membantu petani untuk terus produktif," tutup Yadi. (*)