Banyuwangi - Perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi sektor pertanian di Banyuwangi. Fluktuasi curah hujan yang ekstrem membuat ketersediaan air untuk irigasi menjadi tidak menentu.
Namun berkat program Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Banyuwangi terus berupaya keras menjaga pasokan air sejumlah rintangan dapat dilalui dan bisa menjaga stabilitas produksi pangan.
Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Guntur Priambodo, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya adaptif, seperti rehabilitasi saluran irigasi dan pembangunan embung.
"Kami juga mendorong petani untuk memperhatin musim sebelum tanam, jika musim kemarau beralih ke varietas tanaman yang lebih tahan kekeringan," katanya.
Untuk menjaga ketahanan pangan di tengah perubahan iklim, lanjut Guntur, Dinas PU Pengairan Banyuwangi mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi.
"Kami mengajak masyarakat untuk turut serta dalam menjaga sumber daya air dengan cara sederhana, seperti menghemat penggunaan air," ujarnya.
Dinas PU Pengairan, tambah dia, juga telah menyusun rencana jangka panjang yang mencakup pembangunan infrastruktur baru dan pemeliharaan intensif.
"Kami juga mendorong petani untuk beradaptasi dengan perubahan iklim, seperti memilih varietas tanaman yang tahan kekeringan," tambahnya.
Dinas PU Pengairan Banyuwangi juga mengajak masyarakat untuk berperan serta dalam menjaga sumber daya air. "Kami mengadakan sosialisasi dan pelatihan tentang pentingnya konservasi air dan cara-cara sederhana menghemat air," pungkasnya. (*)