BANYUWANGI – Dokter
Spesialis Bedah Onkologi RSUD Blambangan, dr. Asdi Wihandono, Sp.B (K) Onk,
mengingatkan masyarakat, khususnya kaum perempuan, untuk mewaspadai benjolan
sebagai tanda paling umum kanker payudara. Menurutnya, 90 persen gejala kanker
payudara diawali dengan munculnya benjolan, disusul tanda lain seperti
keluarnya cairan dari puting atau luka pada puting.
“Nomor satu yang harus
diwaspadai adalah benjolan padat dan keras dengan permukaan tidak rata,” jelas
dr. Asdi, Minggu (20/7/2025).
Ia menjelaskan,
benjolan yang terasa kenyal, licin, dan permukaannya rata umumnya merupakan
tumor jinak. Sebaliknya, benjolan yang padat, keras, dan tidak jelas batas
pinggirannya patut dicurigai sebagai kanker. Meski begitu, kepastian diagnosis
hanya dapat diperoleh melalui pemeriksaan medis.
Tanda lain kanker
payudara stadium lanjut meliputi luka pada puting yang tak kunjung sembuh,
keluarnya cairan berwarna merah atau kecokelatan, puting tertarik ke dalam,
penebalan kulit puting, hingga perubahan bentuk payudara seperti kemerahan,
cekungan menyerupai lesung pipi, atau permukaan kulit menyerupai kulit jeruk.
Menurut dr. Asdi,
banyak pasien menunda pemeriksaan hingga satu sampai tiga bulan setelah
menemukan benjolan. Sebagian di antaranya merasa aman karena tidak ada
perubahan pada puting, padahal benjolan sudah muncul.
“Jangan menunggu
hingga gejala bertambah parah. Segera periksakan diri ke dokter spesialis
onkologi,” tegasnya.
RSUD Blambangan
menyediakan layanan konsultasi kanker payudara setiap Jumat pukul 07.30–11.00
WIB. Selain itu, dr. Asdi juga menganjurkan wanita rutin melakukan SADARI
(Periksa Payudara Sendiri) sebagai langkah deteksi dini. Waktu terbaik untuk
melakukan SADARI adalah hari ke-7 hingga ke-10 setelah hari pertama menstruasi,
atau tiga hingga empat hari setelah haid selesai.
“Dengan deteksi dini,
peluang kesembuhan kanker payudara bisa lebih besar,” pungkasnya. (*)