Inovasi Tanpa Rem: RSUD Blambangan Sisir Layanan Sinergi Universitas di Banyuwangi

$rows[judul]

Banyuwangi - Komitmen RSUD Blambangan Banyuwangi untuk terus berinovasi tak berhenti pada peluncuran puluhan program mutakhir. Memahami bahwa inovasi tanpa evaluasi ibarat mobil tanpa rem, manajemen rumah sakit milik Pemkab Banyuwangi ini kini melakukan evaluasi mendalam terhadap 25 inovasi unggulannya yang telah berjalan lebih dari satu tahun.


Proses evaluasi dilakukan secara intensif sepanjang Juni hingga Juli 2025. Tak main-main, RSUD Blambangan melibatkan empat perguruan tinggi ternama di Banyuwangi dan Surabaya, didampingi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Banyuwangi serta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) demi menjamin standar layanan publik yang semakin berkualitas.


Baca Juga : Puluhan Inovasi RSUD Blambangan Rawat Banyuwangi Sepenuh Hati


Kolaborasi Cerdas, Sinergi Tuntas


Evaluasi ini bukan sekadar formalitas, melainkan upaya sistematis agar setiap terobosan benar-benar memberikan dampak maksimal bagi masyarakat.

Empat kampus digandeng dengan peran spesifik: FIKKIA Universitas Airlangga Banyuwangi membawa perspektif kebijakan kesehatan, STIKES Banyuwangi dan STIKES RUSTIDA mendalami aspek klinis dan kefarmasian, sedangkan Universitas Bakti Indonesia (UBI) menyempurnakan sisi teknologi informasi dan manajemen data.


“Kolaborasi ini dikoordinir langsung Bidang Litbang BAPPEDA dan hasilnya ditinjau ulang oleh Kemendagri. Semua untuk memastikan kesesuaian dengan standar nasional dan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik,” ujar Wakil Direktur Umum & Keuangan RSUD Blambangan, H. Budi Priyambodo, S.STP.


Disisir dari Manfaat Hingga Kepuasan


Tim evaluasi lintas disiplin menelaah 25 inovasi yang menjadi tulang punggung transformasi layanan. Beberapa di antaranya adalah CC-GANCANG ARON, yang mengantarkan obat ke rumah pasien kronis dan sukses memangkas antrean panjang. Program I-CARE dievaluasi dari sisi kecepatan deteksi stroke dan keakuratan rujukan darurat.


Perhatian pada kelompok rentan pun tak luput. Program GANDRUNG dan BARAK PITTU ditinjau untuk mengukur efektivitas pendampingan bagi disabilitas, lansia, dan ibu hamil berisiko tinggi. Sementara inovasi JEBENG dievaluasi pada kecepatan respons layanan obstetri-neonatal darurat dan dampaknya dalam menekan angka kematian ibu dan bayi.


Beberapa aplikasi penunjang lain seperti APOTEKER ISUN dan TOMBO WARAS diteliti dari sisi peningkatan kepatuhan minum obat dan keamanan terapi. Sementara inovasi administrasi digital seperti E-NGET, ATM Pasien, dan HOSPIBOTS diukur pada efisiensi birokrasi dan kepuasan pasien.


Hasil Konkret: Ada Penyempurnaan, Ada Perluasan


Hasil evaluasi melahirkan serangkaian rencana penguatan. Prosedur birokrasi dipangkas, cakupan layanan diperluas, dan teknologi ditingkatkan. Armada JEBENG akan ditambah demi menjangkau lebih banyak ibu hamil di pelosok. Fitur aplikasi APOTEKER ISUN dan E-NGET akan diperbarui sesuai masukan pasien. Sementara HOSPIBOTS dioptimalkan sebagai pusat kendali digital rumah sakit.


Selain itu, modul pelatihan baru bagi tenaga kesehatan disusun berdasarkan temuan evaluasi SEKAR KEDATON dan SI RATU KESELAMATAN untuk menjamin mutu layanan. Materi edukasi GELANG ALIT dan SEMERBAK akan dibuat lebih interaktif agar mudah dipahami lintas generasi.


Inovasi ramah lingkungan seperti PAWANG BUMI juga diperluas pemakaiannya, mendukung terapi berkelanjutan sekaligus meminimalkan sampah medis.


Manfaat Langsung untuk Masyarakat


Dampak langsung evaluasi ini akan segera dirasakan masyarakat Banyuwangi. Pelayanan menjadi lebih cepat dan lancar berkat pemangkasan antrean lewat GANCANG ARON dan administrasi digital E-NGET. Keselamatan pasien pun meningkat melalui deteksi dini stroke (I-CARE), kepatuhan terapi (TOMBO WARAS), dan sistem pengendali mutu (SI RATU KESELAMATAN).


Kelompok rentan semakin terlindungi dengan pendampingan intensif GANDRUNG dan BARAK PITTU. Sementara akses edukasi kesehatan makin luas melalui SEMERBAK, MEMENGAN, hingga ATM Pasien.


“Kami ingin memastikan inovasi yang lahir benar-benar bekerja efektif di lapangan, bukan sekadar jargon. Dengan evaluasi ini, manfaat akan lebih terasa, jangkauan lebih luas, dan kualitas hidup warga makin baik,” tegas Budi.


Berbenah Tanpa Henti


Langkah evaluasi bersama perguruan tinggi dan Kemendagri ini menegaskan komitmen RSUD Blambangan untuk berbenah tanpa henti. Evaluasi hanyalah awal dari perbaikan berkelanjutan agar rumah sakit pemerintah dapat terus menjadi rujukan layanan publik berkelas dunia, namun tetap membumi dengan kearifan lokal Banyuwangi. (*)