DPU Pengairan Banyuwangi Gunakan Program Padat Karya untuk Bantu Tekan Kemiskinan

$rows[judul]

Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kembali menggerakkan program padat karya yang difokuskan pada peningkatan jaringan irigasi pertanian. Melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pengairan, kegiatan ini dijalankan untuk memperkuat infrastruktur air sekaligus membuka peluang kerja bagi warga di tingkat desa.

Langkah tersebut menjadi bagian dari strategi pemulihan ekonomi lokal, terutama bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Pemerintah menilai bahwa perbaikan irigasi tidak hanya berdampak pada ketahanan pangan, tetapi juga memberikan pemasukan langsung bagi warga melalui skema pembayaran harian.

Plt. Kepala DPU Pengairan Banyuwangi, Riza Al Fachroby, mengatakan padat karya irigasi dirancang agar manfaat sosial dan teknis dapat berjalan beriringan. Peserta yang dilibatkan diprioritaskan berasal dari warga rentan secara ekonomi berdasarkan data kesejahteraan daerah.


Baca Juga : DPU Pengairan Kerahkan Alat Berat Bersihkan Pendangkalan Sungai di Banyuwangi

“Skema ini memastikan bantuan pemerintah tidak hanya berupa proyek fisik, tetapi juga memberikan kesempatan kerja yang bisa langsung dirasakan masyarakat,” ujar Riza, Kamis (20/11/2025). Ia menyebut, program tersebut menjadi salah satu instrumen menjaga daya beli masyarakat di tengah dinamika ekonomi nasional.

Pada tahun ini, kegiatan padat karya dilaksanakan di 12 lokasi jaringan irigasi yang tersebar di sejumlah kecamatan sentra pertanian. Di setiap titik, sekitar 30 pekerja direkrut untuk melakukan pengerjaan selama dua pekan. Mereka bertugas menormalisasi saluran, mengangkat sedimen, membersihkan gulma, hingga memperbaiki dinding saluran yang mengalami kerusakan.

DPU Pengairan menilai intervensi ringan namun rutin terhadap infrastruktur air dapat meningkatkan efisiensi distribusi air ke area persawahan. Setelah dilakukan pengerjaan, petani disebut lebih mudah mengatur pembagian air melalui HIPPA tanpa terkendala penyempitan aliran atau penyumbatan sampah.

Selain memberikan dampak terhadap petani, pergerakan ekonomi juga terasa di sektor informal desa. Sejumlah pedagang harian, toko sembako, dan penyedia jasa transportasi kecil mengalami peningkatan transaksi seiring perputaran uang dari pembayaran upah.

“Efeknya bukan hanya bagi pekerja, tetapi juga bagi aktivitas ekonomi di sekitar lokasi program. Ini yang ingin terus kami dorong,” tambah Riza.

Pemerintah daerah menegaskan bahwa keberhasilan padat karya irigasi membutuhkan keterlibatan berkelanjutan dari masyarakat. Warga diimbau menjaga kebersihan saluran, menghindari pembuangan sampah ke irigasi, serta melaporkan apabila terdapat kerusakan.

Riza memastikan, Pemkab Banyuwangi akan terus memperluas cakupan padat karya sesuai kebutuhan wilayah dan ketersediaan anggaran. “Tujuan akhirnya adalah memastikan air pertanian mengalir lancar dan masyarakat merasakan manfaatnya langsung,” tutupnya. (*)