Program Santripreneur Banyuwangi: Cetak Santri Mandiri dan Kreatif

$rows[judul]

BANYUWANGI – Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Banyuwangi terus mendorong kemandirian ekonomi di lingkungan pesantren melalui program Santripreneur. Salah satu wujudnya adalah pelatihan keterampilan di bidang laundry dan tata boga yang digelar di Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Al Mubarok, Kecamatan Genteng.

Kegiatan yang berlangsung sejak 22 September hingga 9 Oktober 2025 ini diikuti 100 santri dari berbagai pondok pesantren di Banyuwangi. Tak hanya mendapat pelatihan keterampilan, para peserta juga memperoleh perlengkapan usaha sebagai modal awal untuk berwirausaha setelah lulus.

Kepala Dispendik Banyuwangi, Suratno, melalui Kabid Pendidikan Masyarakat dan Bantuan Pendidikan, Lina Kamalin, menjelaskan bahwa pelatihan Santripreneur merupakan bagian dari strategi pemerintah daerah untuk menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan santri.


Baca Juga : Penjelasan Dispendik Banyuwangi Gaji Guru Sempat Tertunda Bukan Karena Anggaran

“Program ini kami jalankan untuk membekali para santri dengan keterampilan praktis, terutama di bidang laundry dan tata boga. Di akhir pelatihan, kami juga memberikan bantuan alat seperti mesin cuci dan peralatan memasak agar bisa langsung digunakan untuk usaha,” terang Lina.

Untuk memastikan pelatihan berjalan efektif dan profesional, Dispendik Banyuwangi menggandeng Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Desy Education sebagai mitra pelaksana. Lembaga ini memberikan dua skema pelatihan utama, yakni Laundry Attendant dan Culinary Art.

“Ada dua kelompok pelatihan, masing-masing terdiri dari 50 peserta. Total ada 100 santri yang ikut, berasal dari berbagai pesantren yang tersebar di Banyuwangi,” ujar Direktur LKP Desy Education, Handoyo.

Program ini diharapkan tidak hanya menambah keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan nilai kemandirian dan jiwa wirausaha di kalangan santri. Dengan bekal ini, para peserta diharapkan mampu membuka peluang kerja bagi diri sendiri dan lingkungannya.

“Santri tidak hanya fokus pada ilmu agama, tapi juga memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan zaman. Semangatnya adalah mencetak santri yang mandiri, kreatif, dan siap bersaing di dunia usaha,” imbuh Lina.

Inisiatif Santripreneur ini menjadi bagian dari komitmen Pemkab Banyuwangi dalam menciptakan pendidikan yang terintegrasi antara ilmu, iman, dan keterampilan hidup, sekaligus memperkuat peran pesantren sebagai pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat. (*)