BANYUWANGI – Kabar membanggakan datang dari dunia medis Banyuwangi. Tim Blambangan Neurovascular & Neurointervensi (BENVI) RSUD Blambangan yang dipimpin dr. Firman Adi Sanjaya, Sp.BS (K) N.Vasc, berhasil melakukan prosedur coiling pada pasien penderita aneurisma pembuluh darah otak. Keberhasilan ini menjadi tonggak penting bagi pelayanan kesehatan di ujung timur Pulau Jawa.
Menurut dr. Firman, aneurisma adalah kondisi ketika pembuluh darah mengalami penggelembungan akibat lemahnya dinding pembuluh darah. “Jika aneurisma otak pecah, pasien berisiko tinggi mengalami stroke perdarahan yang dapat mengancam nyawa,” jelasnya.
Prosedur coiling yang dilakukan tim BENVI merupakan metode medis mutakhir untuk menangani aneurisma otak. Anggota tim, dr. Indah Ari, Sp.N, menjelaskan bahwa tindakan ini dilakukan dengan memasukkan alat khusus ke dalam gelembung aneurisma untuk menutup dan mencegahnya pecah. “Prosedur ini minim sayatan, risiko perdarahan lebih kecil, dan waktu pemulihan pasien lebih cepat,” terangnya.
Sementara itu, dr. Nizam Fahmi, Sp.Rad (K) RI, memaparkan bahwa keberhasilan coiling ditentukan oleh persiapan yang sangat matang. Proses dimulai dari pemeriksaan CT Angiografi (CTA) menggunakan alat CT Scan 128 slice, pemilihan ukuran coil yang tepat, hingga penggunaan guiding catheter untuk mengantarkan coil ke lokasi aneurisma. “Semua tahapan harus presisi. Sedikit saja meleset, risikonya bisa fatal,” ujarnya.
Tak kalah penting, dukungan tim keperawatan juga menjadi faktor keberhasilan. Ners Rilo, salah satu perawat tim BENVI, mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan ini. “Alhamdulillah, kondisi pasien kini berangsur membaik dan sudah mulai sadar. Ini kerja keras bersama,” tuturnya.
Keberhasilan ini juga memiliki arti strategis bagi masyarakat Banyuwangi dan sekitarnya. Prosedur coiling yang sebelumnya hanya dapat dilakukan di rumah sakit besar di kota-kota besar seperti Surabaya atau Jakarta, kini bisa diakses langsung di RSUD Blambangan tanpa perlu rujukan keluar daerah.
Bahkan, di wilayah Jawa Timur, RSUD Blambangan menjadi satu-satunya rumah sakit daerah (RSUD) yang mampu melakukan prosedur coiling aneurisma otak secara mandiri. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa rumah sakit milik pemerintah daerah juga mampu memberikan layanan kesehatan berstandar tinggi.
“Ke depan, kami akan terus mengembangkan layanan neurointervensi agar masyarakat Banyuwangi mendapatkan akses kesehatan terbaik tanpa harus menempuh perjalanan jauh,” kata dr. Firman.
Pencapaian ini diharapkan menjadi motivasi bagi tenaga medis RSUD Blambangan untuk terus meningkatkan kompetensi, sekaligus menjadi bukti nyata bahwa kemajuan teknologi medis kini sudah menjangkau rumah sakit daerah. Dengan keberhasilan ini, Banyuwangi menorehkan prestasi baru dalam dunia kesehatan dan membuka harapan bagi lebih banyak pasien untuk mendapatkan layanan penyelamatan nyawa tepat waktu. (*)