RSUD Blambangan Turunkan Risiko Cacat Pasca Stroke Hingga 66,7%

$rows[judul]

Banyuwangi – Kabar gembira datang bagi masyarakat Banyuwangi. RSUD Blambangan kembali menghidupkan inovasi layanan I-CARE atau Integrated Cerebrovascular Attack, Referral and Early Detection System setelah sempat terhenti selama pandemi. Program ini berhasil menurunkan angka kecacatan pasien pasca stroke hingga 66,7 persen.

Direktur RSUD Blambangan, melalui tim medisnya, mengungkapkan bahwa rumah sakit kini resmi menjadi Rumah Sakit Ready Stroke. Dengan status tersebut, RSUD Blambangan mampu melakukan prosedur medis canggih trombolisis, yaitu metode meluruhkan sumbatan pembuluh darah di otak penyebab stroke. Prosedur ini telah terbukti di negara maju dapat menyelamatkan pasien dari risiko kematian dan kecacatan permanen.

Namun, ada syarat utama yang harus dipenuhi: golden period.


Baca Juga : RSUD Blambangan Hadirkan Layanan Bank Darah Rumah Sakit, Pasien Tak Lagi Repot Cari Donor

"Golden period adalah waktu emas selama 4,5 jam sejak gejala stroke pertama kali muncul. Jika pasien mendapatkan penanganan dalam rentang waktu tersebut, peluang pemulihan akan jauh lebih besar, bahkan tanpa cacat," jelas salah satu dokter spesialis saraf RSUD Blambangan.

Di luar batas waktu itu, risiko kerusakan otak permanen meningkat tajam, sehingga upaya penyelamatan akan menjadi lebih sulit.

Kenali Gejalanya, Bertindak Cepat

Gejala stroke kerap muncul secara tiba-tiba. Pasien biasanya akan terjatuh mendadak, sulit bangkit, wajah tampak tidak simetris, terjadi kelumpuhan pada separuh tubuh atau anggota gerak tertentu, serta kesulitan berbicara atau bicara pelo.

"Jika melihat seseorang mengalami tanda-tanda tersebut, jangan tunggu rujukan atau pemeriksaan tambahan. Segera bawa pasien ke IGD RSUD Blambangan secepatnya, idealnya kurang dari 4 jam sejak serangan," tegas tim medis.

Pihak rumah sakit menegaskan bahwa setiap menit sangat berharga. Semakin cepat pasien stroke mendapat penanganan, semakin besar kemungkinan untuk pulih dan kembali beraktivitas normal.

Inovasi I-CARE dan Manfaatnya

Program I-CARE bukan hanya fokus pada penanganan darurat, tetapi juga pada deteksi dini risiko stroke. Sistem ini mengintegrasikan layanan rujukan cepat, edukasi masyarakat, hingga pelatihan tenaga kesehatan di lapangan agar mampu mengenali gejala stroke lebih awal.

Dengan implementasi I-CARE, RSUD Blambangan mencatat penurunan signifikan angka kecacatan jangka panjang pada pasien stroke. Inovasi ini menjadi langkah nyata meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Banyuwangi.

Mengajak Masyarakat Peduli

RSUD Blambangan mengajak masyarakat untuk lebih peka terhadap tanda-tanda stroke, baik pada diri sendiri maupun orang di sekitar. Kesadaran ini diharapkan mampu menyelamatkan lebih banyak nyawa dan mengurangi risiko kecacatan.

"Stroke adalah darurat medis. Jangan menunggu, jangan menunda. Segera cari pertolongan di rumah sakit yang memiliki fasilitas trombolisis," ujar pihak rumah sakit.

Dengan teknologi medis terkini, tenaga medis terlatih, dan dukungan masyarakat, RSUD Blambangan optimistis dapat terus menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan pasien stroke di wilayah Banyuwangi dan sekitarnya. (*)